fbpx

Blog

Ukhuwah Kunci Gerakan Zakat

nana-sudiana-sekjend-foz-direksi-izi-190822151258-337-1680195790-627657303
News

Ukhuwah Kunci Gerakan Zakat

Spread the love

Ada upaya untuk melakukan adu domba sesama lembaga zakat sehingga pelaksanaan Rukun Islam keempat itu tidak maksimal di tengah masyarakat.

“Ukhuwah kunci kekuatan gerakan zakat. Bila ukhuwah kita lemah, maka amat mudah pihak-pihak yang tak suka umat ini bersatu akan mengadu domba antar elemen gerakan kebaikan di tengah umat ini,” kata Direktur Utama Akademizi & Associate Expert Forum Zakat (FOZ) Nana Sudiana dalam artikel berjudul “Kekuatan Gerakan Zakat”

Bila ukhuwah sesama lembaga zakat lemah, maka amat mudah pihak-pihak yang tak suka umat ini bersatu akan mengadu domba antar elemen gerakan kebaikan di tengah umat ini.

Kata peraih Alumni Achievement Award 2021 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakata (UMY) ini, isu dan provokasi akan terus dihembuskan agar klaim kehebatan dan keunggulan lembaga masing-masing menjadi dominan dan paling segalanya.

“Elemen-elemen gerakan zakat tentu tak mudah diintimidasi dan dikerdilkan dengan kemunculan beragam kesulitan aturan. Justru bahaya terbesar elemen umat ini adalah dengan mengangkatnya perlahan dan memberinya keistimewaan dan ganjaran lebih dari yang lain,” paparnya.

Ukhuwah sejati mestinya melahirkan cinta yang tulus. Ukhuwah juga membangun ikatan pribadi yang kokoh dan tak mudah goyah oleh godaan apa pun. Ia adalah bangunan maknawi yang mampu menyatukan masyarakat manapun di seluruh dunia. Ia lebih kuat dari bangunan materi, yang suatu saat bisa saja hancur diterpa badai atau ditelan masa. Sedangkan bangunan ukhuwah Islamiyah akan tetap kokoh.

Kata Nana, gerakan zakat Indonesia ini sejatinya rapuh, tak ada yang benar-benar mampu mengikat hati dan raga lembaga yang ada. Ikatan-ikatan yang lahir saat ini lebih pada dorongan dan kesadaran untuk berdiri bersama dan memperbaiki apa yang ada. Sepanjang perasaan tadi belum muncul kuat di sebuah lembaga, bisa jadi peran yang akan diambilnya akan semakin sedikit.

Setiap amil dan lembaganya bertanggungjawab bukan semata dalam lingkup hukum positif di negeri ini, namun ia juga bertanggungjawab dihadapan Allah SWT. Seluruh ucapan lisan, gerak tulisan, langkah kaki yang kita ayunkan, kata sastrawan Taufik Ismail akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Sementara mulut dikunci membisu, menjadi kelu tak bisa berkelit dan membela diri.

“Akhirnya, apa pun pilihan seorang amil dan lembaganya, di hadapan Allah harus kita pertanggungjawabkan, tanpa kecuali. Apapun alasan yang diproduksi mulut dan tulisan tangan kita ketika membela diri, sejatinya tak membantu banyak dihadapan Yang Maha Kuasa. Apa pun alasan yang disusun atas dasar pertimbangan-pertimbangan versi pembelaan diri melakukan sesuatu, tak berguna sama sekali di hadapan Allah Yang Maha Tahu,” pungkasnya.

Leave your thought here

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: