fbpx

Blog

Pasca Ramadan, Penerima Manfaat Dana Zakat Harus Meningkat

9832c112-7fbe-4d5c-93eb-1c23e585300a-1684310254-1864147274
News

Pasca Ramadan, Penerima Manfaat Dana Zakat Harus Meningkat

Spread the love

Penerima Manfaat dari dana zakat harus meningkat secara signifikan pasca Ramadan. Dana zakat yang terhimpun selama Ramadan harus memberikan manfaat kepada masyarakat yang membutuhkan baik melalui bantuan langsung maupun pemberdayaan, demikian disampakan oleh CEO Rumah Zakat, Irvan Nugraha dalam webinar yang diselenggarakan Akademizi, Rabu (17/5/2023).

Irvan juga mengatakan, lembaga zakat juga harus mengikuti perkembangan yang ada seperti politik, ekonomi, sosial, teknologi dan lingkungan. “Pertama, politik. Pada tahun 2023 merupakan tahun politik dimana perlu penguatan Good Corporate Governanace (GCG) termasuk netralitas amil dan lembaganya.

Kedua, ekonomi, dimana ada predikasi resesi ekonomi pada 2023. “Mempertahankan muzakki berdonasi, mencari donor baru dan pengembangan program,” paparnya.

Ketiga, sosial, dimana ada ketidakpercayaan terhadap lembaga filantropi. “Persoalan ini dapat ditangani dengan memperluas layanan dan kemudahan berdonasi untuk menumbuhkan kepercayaan publik dengan kampanye Bergerak Nyata untuk Indonesia dan menumbuhkan mengikat donatur,” ujar Irvan.

Keempat, teknologi, dimana pertumbuhan dan inovasi teknologi yang berpotensi mendisrupsi. Kelima, lingkungan, adanya perubahan iklim dan ancaman mega trust. “Meningkatkan program berbasis lingkungan,”paparnya.

Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan mengatakan, pasca Ramadan lembaga zakat harus memastikan membina hubungan kuat dengan donatur dan menguatkan visi dan misi.

“Perolehan zakat selama Ramadan meningkat  2 hingga 4 kali dibandingakan bulan-bulan sebelumnya. Setelah Ramadan lembaga zakat membangun strategi penatalayanan untuk organisasi, membangun template program untuk memetakan rencana penatalayanan, operasionalisasi rencana,” tegasnya.

Yang harus dilakukan lembaga zakat pasca Ramadan, kata Rizaludin, mengembangkan strategi penatalayanan untuk organisasi. “Lembaga zakat harus bertanggungjawab, jujur dan transparan,” paparnya.

Penatalayanan dapat membantu menciptakan kepercayaan pemangku kepentingan dan meningkatkan kinerja lembaga zakat dalam jangka panjang.

Sedangkan Direktur Utama Akademizi Nana Sudiana mengatakan, Ramadan bukan hanya menghimpun dana zakat, infak dan sedekah tetapi menjaga lembaga dan keberlangsungan program.

“Mustahik terjaga, amil memiliki kekohohan. Ramadan menjadi booster mempercepat akselasi finansial. Baznas dan LAZ bersinergi untuk mendorong umat Islam dalam mengatasi kemiskinan,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, potensi zakat fitran 2022 berada di kisaran 476 sampai 529 ribu ton beras. “Setara Rp4,7 triliun sampai Rp6,7 triliun,” ungkapnya.

Menurut Nana, zakat fitrah memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan dan membantu mengatasi kemiskinan ekstrim. “Kerawanan pangan yang parah ini banyak ditemui di kantong kemiskinan ekstrem baik di Jawa dan luar Jawa. Misal di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Karawang. Luar Jawa Kabupaten Mappi dan Kabupaten Sumba Barat Daya,” pungkasnya.

Leave your thought here

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: