fbpx

Blog

Kesungguhan dan Kekuatan Niat Amil

WhatsApp-Image-2019-04-05-at-155158-1688353116-1419652031
Opini

Kesungguhan dan Kekuatan Niat Amil

Spread the love

Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)

Menjadi amil dengan kesungguhan niat dan kekuatan keyakinan akan melahirkan semangat kerja yang tinggi. Karena itu, amil yang baru bergabung, begitu datang pada suatu lembaga pengelola zakat, mereka harus mulai mengukur diri, mempertimbangkan kondisi dan keadaan diri.

Mereka harus tahu dengan pasti tentang kelemahan dan kelebihan dirinya. Dengan mengetahui kelemahan dan keunggulan diri sendiri, mereka bisa mengukurnya di tengah-tengah amil lainnya di lembaga tersebut.

Pastikan modal yang dimiliki mencukupi untuk bisa menempatkan diri di tengah-tengah lingkungan kerja yang baru. Pupuk terus setiap kelebihan, dan saat yang sama perbaikilah kelemahan- kelemahan yang ada sehingga bisa terus lebih baik.

Dengan terus menyempurnakan diri, tentunya kita bisa berpeluang mendapatkan jenjang karier yang bagus. Berikutnya, setelah mengetahui kelemahan dan keunggulan, maka mulailah mencari teman kerja yang baik ke depannya agar menjadi sumber sekaligus tim kerja yang baik.

Di tengah amil-amil lainnya, status amil yang baru datang adalah amil atau karyawan baru. Tidak peduli apa pun jabatan di tempat baru, yang jelas tetap saja kita seorang amil baru.

Sebagai amil baru, pastinya kita akan dibimbing untuk mengenal amil lainnya, juga akan diberikan informasi mengenai hal-hal penting yang berhubungan dengan internal lembaga, misalnya struktur organisasi, aktivitas lembaga atau pekerjaan yang dilakukan, visi dan misi, nilai-nilai organisasi, serta kebiasaan dan peraturan yang berlaku.

Ketika momentum perkenalan ini, kita harus fokus memerhatikan dengan baik penjelasan-penjelasan yang diberikan. Ajukan pertanyaan jika memang diperlukan sehingga ketika mulai bekerja nantinya tidak ada lagi hal-hal mengganjal.

Dengan mengenal amil-amil lainnya, kita dengan mudah menemukan teman-teman baru yang-bukan tidak mungkin akan menjadi bagian penting di kehidupan dan karier di suatu lembaga zakat. Teman baru tak mesti yang seangkatan masuk, satu level atau satu ruangan. Bisa jadi, teman baru itu sang atasan.

 

 

Leave your thought here

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: