Secara umum infak bisa dibelanjakan untuk muslim dan kafir. Namun tujuan infak dari orang kafir adalah mencegah muslim dari jalan Allah.

“Infak secara umum bisa untuk muslim dan kafir. Hal ini sesuai dalam Al Quran Surat Al-Anfal 36. Jadi infak didefinisikan membelanjakan harta secara umum untuk muslim dan kafir. Infak untuk orang beriman tujuannya fi sabilillah. Sedangkan infak orang kafir untuk mencegah jalan Allah,” kata Ketua Biro Kepatuhan Syariah Laznas IZI Ustaz Suharsono dalam acara Kelas Akselerasi Intensif (KAI) beberapa waktu lalu.

Surat Al-Anfal 36: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan”

Sedangkan sedekah yaitu pemberian harta secara sunah kepada orang yang membutuhkan dengan tujuan takarub (mendekatkan) kepada Allah SWT.

Ustaz Suharsono juga mengatakan, antara kadar zakat dengan cara seseorang mendapatkan zakat berbanding lurus. Semakin banyak effort-nya mendapatkan harta maka akan makin kecil kadar zakatnya.

“Kalau semakin ringan mendapatkan harta maka akan semakin besar kadar zakatnya. Zakat pendapatan atau zakat profesi cara mendapatkannya membutuhkan effort yang besar sehingga kadar zakatnya 2,5 persen. Harta rikaz (barang temuan) effort-nya tidak ada sehingga kadar zakatnya besar, 20 persen,” paparnya.

Kata Ustaz Suharsono, zakat pertanian 5 atau 10 persen padahal usahanya sangat besar. Allah memberikan tarif 5 atau 10 persen untuk zakat pertanian didasarkan hasil usahanya.

“Kenapa pertanian 5 persen atau 10 persen, bukan 2,5 persen? Padahal dari segi effort, petani juga punya biaya, berangkatnya sebelum matahari terbit, membajak sawah, mengusahakan pengairan, menjaga menggunakan sarana pengusir hama, tetapi Allah katakan untuk hasil tani kadarnya 5 persen atau 10 persen. Yang diapresiasi Allah SWT adalah hasil usahanya sehingga effort besar manusia itu dinilai oleh Allah SWT dengan memberikan tarif 5 sampai 10 persen. Hal ini bisa dilihat dalam surat Al Baqarah 267,” ungkapnya.

Surat Al Baqarah 267: “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.”

Zakat dagang dihitung berdasarkan aset yang diperjualbelikan dan harus ada barang dagangannya. Dalam diskusi di Dewan Pengawas Syariah (DPS) IZI, ada seseorang berbisnis di bidang tiketing dan bimbel. “Cara menghitung zakatnya bukan dari barang dagang tetapi cara yang berbeda,” jelasnya.

Adapun zakat piutang yang terhitung cair pada bulan itu juga dihitung zakatnya jika sudah mencapai haul dan nisab. Misalnya kita mau bayar zakat Agustus 2023, piutang cair tepat satu tahun pada bulan Agustus 2023 sebesar 100 juta, maka zakat piutang juga dihitung.

Piutang adalah uang atau harta yang kita miliki yang dipinjamkan kepada orang lain. Piutang adalah hak bagi pemberi utang untuk menerima hartanya kembali sesuai dengan perjanjian. Ia berhak menagih dan berhak untuk meminta kembalinya harta tersebut.

Sisa pendapatan yang disimpan dalam bentuk tabungan dan sudah mencapai nisab dan haul wajib dikenai zakat 2,5 persen. Begitu juga sisa pendapatan dibelikan dalam bentuk emas dan disimpan, ketika mencapai nisab dan haul juga dikenai zakat 2,5 persen.

“Uang tabungan bisa jadi nilainya lebih besar daripada pendapatan yang diterima setiap bulan. Itu asumsinya PNS. Orang berkewajiban zakat mempunyai pendapatan lebih seperti artis. Saya sering menyampaikan contoh ketika artis sekali shooting mendapatkan honor Rp50 juta per tayang atau sekali tampil, dalam sepekan shooting lima kali. Jadi selama satu pekan mendapatkan honor Rp250 juta. Maka 1 bulan Rp1 miliar. Apakah honor tersebut habis dalam satu bulan? Kan nggak akan menghabiskan, karena akan menyimpan sisanya, asumsinya kalau pengeluaran 1 bulan Rp100 juta atau Rp200 maka Rp1 miliar dikurangi Rp200 juta adalah Rp800 juta dan disimpan di bank. Selama 1 tahun: Rp9,6 miliar. Sehingga potensinya lebih gede dari pendapatan per bulan karena beda cara mendapatkan hartanya, maka uang sisa yang sudah ditunaikan zakat dan disimpan selama setahun dan mencapai nisab dikenakan zakatnya. Ini menurut ulama belakangan,” pungkasnya.