fbpx

Blog

Amil bukan Menjadi Kaum Rebahan saat Ramadan

WhatsApp-Image-2022-04-14-at-72338-PM-2-1681207949-118707174
News

Amil bukan Menjadi Kaum Rebahan saat Ramadan

Spread the love

Saat Ramadan bukan menjadi halangan bagi semua kalangan termasuk amil untuk tetap bekerja. Justru di bulan Ramadan menjadi momentum mendapat pahala ketika para amil mengumpulkan zakat.

Hadits tentang tidurnya orang berpuasa adalah ibadah sering disalahpahami orang untuk bermalas-malasan ketika bulan suci Ramadhan. “Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).

Hadits ini sebagai peringatan agar orang tidak ber-ghibah ketika Ramadan karena bisa mengurangi pahala puasa. Untuk menghindari ghibah disarankan tidur dan bekerja.

Associate expert & Direktur Akademizi, Nana Sudiana memberikan tujuh tips sederhana untuk para amil agar bisa terus produktif saat Ramadan. Pertama, niatkan bekerja sebagai amil adalah ibadah. “Kalau niat sudah bulat dan jadi keyakinan untuk melangkah, maka tips lainnya akan agar bisa lebih produktif di bulan Ramadhan kali ini akan semakin mudah,” paparnya.

Kedua, tetap bekerja sepenuh cinta, walaupun sedang berpuasa. Sebagai amil zakat, tetap harus bekerja membantu dan memperbaiki keadaan. Sekecil apa pun sumbangsih amil pada situasi saat ini, pasti akan sangat membantu para dhuafa.

“Dengan adanya cinta yang mendalam terhadap pekerjaan kita sebagai amil, kita akan merasa waktu berlalu dengan cepat,” ungkapnya.

Sebaliknya orang-orang yang bekerja tanpa ada rasa cinta, kata Nana, kuat dalam dirinya terhadap pekerjaan yang mereka lakukan, secara umum akan melakukan sejumlah hal, antara lain: sering mengeluh ketika bekerja, melakukan pekerjaan secara asal-asalan, merasa bosan dalam bekerja dan ketika bekerja sering melirik jam tangan karena keinginannya cepat istirahat dan pulang.

“Adapun orang yang mencintai pekerjaannya, ia akan: sangat antusias dalam bekerja, merasa bahagia dalam bekerja, serius dan penuh pengabdian dalam bekerja, memahami pekerjaannya serinci mungkin, dan dalam bekerja fokus pada kemajuan dan pengembangan lembaga zakatnya,” papar Nana.

Ketiga, tuliskan semua program dan rencana. Di Ramadan, pastikan untuk menghemat apapun dengan recana yang baik dan sistematis.

Buatlah to-do list setiap waktu secara berkala. Bisa dalam lingkup bulanan, pekanan dan harian. Tuliskan semuanya, baik pekerjaan sebagai amil, pekerjaan di rumah atau lainnya.

“Siapkan agenda yang telah disusun tadi sebagai pengingat agar kita bisa mengatur waktu dan termotivasi untuk lebih produktif. Jangan sampai wabah kali ini malah jadi alasan untuk bermalas-malasan atau malah tidak produktif,” jelasnya.

Keempat, manfaatkan waktu jeda untuk ibadah penuh makna. Setiap waktu jeda yang amil miliki, digunakan untuk berjuang keras bahwa yang dilakukan demi ibadah. “Seluruh waktu kita, baik yang dipergunakan untuk bekerja, untuk keluarga maupun waktu-waktu jeda yang ada, semuanya ditujukan sebagai bagian dari ibadah kita di bulan mulia ini,” ungkap Nana.

Kelima, siapkan meja, alat kerja dan bacaan penunjang wawasan Ramadan. Bagi amil, sebelum memulai pekerjaan, sempatkan untuk merapikan meja kerja di pagi hari sebelum mulai bekerja. Amil juga harus mengatur barang-barang di meja dan sekitarnya agar rapi dan terlihat enak di pandang. Kertas-kertas, buku, atau dokumen yang berantakan akan mengganggu fokus kita dalam bekerja.

“Pastikan juga barang-barang atau alat kerja di meja kita adalah yang benar-benar kita perlukan. Simpankan barang lainnya yang kurang relevan dan kembalikan barang-barang dari dapur, seperti bekas makan, minum atau wadah lainnya,” jelasnya.

Keenam, kurangi terlibat dan aktif berlebihan di media sosial. Mindset amil yang independen dan tak berlebihan dalam ikut arus sosial media ini Insya Allah akan berbuah produktivitas kerja yang baik. “Dan dari produktivitas ini semoga lahir karya-karya terbaik para amil Indonesia,” jelasnya.

Ketujuh, buka dan sahur dengan makanan sehat dan bergizi. Menjadi amil yang produktif harus juga didukung oleh fisik yang sehat dan bugar. Karena produktivitas tak lahir dari tubuh yang lemah, apalagi sakit. Walau sedang puasa Ramadhan, pastikan badan sehat dengan asupan makanan yang sehat dan bergizi.

“Gaya hidup sehat dan bugar ini akan membantu para amil lebih produktif dan semakin berprestasi dalam bekerja. Tak lupa olahraga dan istirahat yang cukup, ini juga akan membantu kerja jadi lebih mudah dan tanpa kesulitan,” pungkasnya.

Leave your thought here

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: