fbpx

Blog

Amil Bekerja di Balik Kesenyapan

WhatsApp-Image-2019-04-05-at-155158-1688353116-1419652031
Opini

Amil Bekerja di Balik Kesenyapan

Spread the love
Spread the love

Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)

Bagian penting sebuah gerakan tak selalu terlihat nyata. Ibarat pohon, di antara batang, daun, dan ranting yang tampak, ada akar yang tersembunyi letaknya, bahkan jauh menembus kedalaman bumi. Begitu pula sebuah gerakan, akar ini ada walau mungkin tak diketahui. Dalam konteks gerakan zakat, sebagian fungsi akarnya ada pada para penyokong gerakan yang ada pada orang-orang di dalam tim yang membantu mengurus berbagai hal. Mereka ini-semisal di Forum Zakat (FOZ)-tentu adanya di sekretariat. Keberadaan mereka memang terlindung di balik kesenyapan. Namun sejatinya merekalah yang terus menyusun daun dan ranting gerakan zakat hingga terus tumbuh dan tak layu.

Orang-orang di sekretariat tak semua berlatar belakang pengelola zakat. Mereka datang dengan berbagai latar keilmuan serta pengalaman yang beragam. Dengan tugas yang berat, membantu menegakkan pilar gerakan zakat, tentu mereka harus belajar cepat menambah kapasitas dengan berbagai kemampuan. Mereka harus belajar sambil tetap menyiapkan pelayanan paripurna untük mengawal gerakan zakat Indonesia. Ibarat spon, mereka harus menyerap seluruh dinamika yang ada sebagai sebuah pembelajaran yang berguna dan akan menambah portofolio masing-masing. Mereka harus bergerak juga menuju titik- titik keseimbangan baru dalam menempatkan dirinya di dalam setiap situasi yang terjadi. Begitu indikator gerakan berubah, maka mereka pun harus mengikuti dan menempati posisi yang tepat.

Gerakan zakat, sebagai gerakan yang dinamis, tentu harus tetap tumbuh dan menunjukkan indikator perkembangan. Untuk bisa terus meningkat dalam setiap waktunya, ia memerlukan kemampuan untuk memahami kelemahan dirinya. Hal ini agar ia mampu menghindari segala kelemahan yang ada yang bisa jadi akan menghambat proses kemajuan yang hendak digapai. Dari setiap kelemahan yang dipelajari, kita akan tahu bahwa hal ini pada dasarnya sudah terjadi dan tak boleh lagi muncul atau malah berkembang.

Semua kelemahan pada dasarnya jadi alat untuk bercermin dan membuat langkah baru yang lebih baik Kelemahan-kelemahan yang ada menjadi pendorong bagi kemajuan yang akan dicapai. Dalam dinamika pergerakan, tak mustahil sejumlah kelemahan ini kadang membentuk mental kemustahilan.

Nah, di balik anggapan kemustahilan, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan, dan ketenangan dalam melangkah telah mengantarkan sebuah pergerakan apa pun untuk maju dan berkembang hingga mencapai apa yang dicita citakannya.

 

Leave your thought here

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: