Akademizi Adakan Buka Bersama dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Filantropi Islam
March 22, 2024 2024-03-22 14:49Akademizi Adakan Buka Bersama dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Filantropi Islam
Akademizi Adakan Buka Bersama dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Filantropi Islam
Akademizi mengadakan buka bersama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan filantropi Islam di Ruang Istanbul kantor Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Kamis (21/3/2024).
Hadir dalam acara tersebut tersebut Bambang Suherman (Ketum Forum Zakat atau FOZ), Fatchuri Rosidin (Direktur Inspirasi Melintas Zaman atau IMZ), Prasetyo (IMZ), Raden M Budi (Sekolah Amil Indonesia atau SAI), Abdul Husen Zaelani (SAI), Surisman (Manager Corcec IZI), Aan Suherlan (Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat IZI), Sri Sugiyanti (Direktur Institut Fundraising Indonesia atau IFI), Chairul Subhi (IFI), Irvan Nugraha (Sekjend FOZ), Hendra Jatnika (IFI), Nana Sudiana (Direktur Akademizi), Deddy Fenalosa (Direktur Iwakaf IZI)
Nana Sudiana mengatakan, pertemuan ini dalam bahasa agama sebagai kalimatun sawa’ atau titik temu dengan lembaga pendidikan dan pelatihan filantropi Islam. “Sebetulnya sudah dirintis dua tahun yang lalu. Kita ingin membuat ekosistem amil dan nazir secara bersama,” jelasnya.
Nana menceritakan saat ikut pelatihan zakat nasional dalam bidang pendayagunaan, penghimpunan dan akuntansi yang diselenggarakan IMZ di mana bukunya bisa digunakan sampai sekarang.
“Kita punya banyak pekerjaan rumah di zakat. Terjadi pergerakan lambat amil dan nazir,” jelas pria peraih penghargaan Alumni Achievement Award (AAA) oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kata Nana, saat ini banyak lembaga zakat namun belum memiliki standarisasi. “Begitu pula amil yang belum tersertifikasi. Baik amil dan lembaga zakat dari segi kompetensi banyak yang tidak diharapkan,” paparnya.
Kondisi lembaga zakat dan amil seperti itu, kata Nana perlu dibantu agar industri ini tumbuh dengan baik.
Kata Nana, sikap amil yang merasa tahu segala setelah mendapat pelatihan zakat menjadi persoalan tersendiri di lembaga zakat. “Seperti mahasiswa merasa tahu segalanya. Padahal Amil harus terus belajar,” ungkapnya.
Nana berharap melalui buka bersama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan filantropi Islam bisa bersama-sama membangun amil dan lembaga zakat lebih baik.
“Kita ingin membangun semangat sama. Bagi-bagi tugas dengan IMZ, Akademizi, SAI, IFI, FOZ,” tegasnya.
Membangun kebersamaan, menurut Nana agar tidak terulang masalah seperti menimpa lembaga filantropi Islam beralamat di Menara 165. “Ketika ada masalah, semua lembaga tidak mengakui terkait dengan lembaga yang bermasalah itu,” paparnya.
Sekjen FOZ Irvan Nugraha mengakui amil yang bekerja di lembaga zakat berasal dari aktivis mahasiswa. “Awalnya dari aktivis mahasiswa yang tidak dibayar kemudian masuk lembaga dan dibayar,” tegasnya.
Direktur IMZ Fatchuri Rosidin mengatakan, banyak bidang yang belum tergarap di bidang pendidikan dan pelatihan. “Level tengah belum terisi. Bahkan pelatihan untuk direksi belum ada yang menggarap. Saat ini kami harus mencari yang mengisi untuk pelatihan direksi,” tegasnya.
Fatchuri berharap dari buka bersama di akademizi ada tindak lanjutnya untuk menggarap bersama program pendidikan dan pelatihan.