fbpx

Blog

Amil Juga Bertugas sebagai Juru Dakwah

31izi-nana-1686028570-1092045741
Opini

Amil Juga Bertugas sebagai Juru Dakwah

Spread the love

Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)

Seorang amil sejati bukan hanya seorang Muslim lantaran ia sejatinya juga juru dakwah di bidang pelayanan umat. Kerja dan aktivitasnya siang malam yang tak kenal lelah seharusnya berdiri di atas landasan ikatan yang erat dengan Rabb-Nya. Izzah sebagai pribadi Muslim tak terputus sedikit pun dari nilai-nilai dakwah ilallah.

Izzah dan iffah bagi amil sejati pasti tidak mudah, apalagi bila berbicara soal kecukupan biaya hidup saat ini yang tak lagi murah. Harga-harga demikian tinggi dan biaya-biaya lain pun seakan berlomba ikut-ikutan terkerek naik. Belum lagi makin lama anak-anak juga semakin tinggi sekolahnya dan memerlukan biaya pendidikan yang tak sedikit.

Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezeki hamba-hamba-Nya karena Dia pulalah yang telah menciptakannya. Tidaklah pantas bagi amil sejati untuk khawatir dan justru melupakan Allah lantas terus sibuk berebut rezeki, apalagi sampai tidak mengindahkan halal haramnya rezeki itu dan cara memperolehnya.

Bila saat ini jumlah pendapatan kita belum sesuai kebutuhan, bicarakanlah dengan pihak-pihak terkait di lembaga kita berkiprah. Lakukan dengan baik dan penuh musyawarah kekeluargaan. Saat yang sama, tanamkan terus rasa sabar, ikhlas, dan rasa berkorban kita untuk bisa menjaga diri dari meminta-minta dan mengambil sesuatu yang bukan hak kita.

Kita juga senantiasa harus bersyukur atas nikmat dan rezeki yang telah Allah berikan selama ini. Tak lupa, lakukan juga introspeksi diri: apakah muamalah dan pekerjaan kita sebagai amil yang profesional sudah dilakukan dengan kemampuan terbaik yang kita miliki ataukah belum? Sudah sesuai dengan aturan dan tahap- tahap rencana pelaksanaan yang ada ataukah belum?

Mari kita terus jaga semangat dalam bekerja sebagai amil sejati dengan sebaik-baiknya. Janganlah kita takut akan kurangnya rezeki, Allah subhanahu wata’ala sudah mengatur rezeki. Sadarilah, kitalah yang sebenarnya tidak pernah puas dan qanaah dalam mensyukuri kita disayang Allah.

Tak lupa, mari kita juga berdoa sebagaimana doa nikmat. Untuk itu, perbanyaklah bersyukur dan beristighfar agar kita disayang Allah. Tak lupa, mari kita juga berdoa sebagaimana doa yang diriwayatkan Imam Ahmad: “Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal sehingga aku tidak memerlukan yang haram; dan berilah aku kekayaan dengan karunia-Mu sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.”

Jaga terus spirit amil sejati, hidupkan terus ruh perbaikan gerakan zakat Indonesia!

Leave your thought here

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: