fbpx

Blog

Live Report Webinar Pengelolaan Zakat Pasca Ramadan

4b9d49dd-1bfc-427e-8c66-7128fa7ef6bc-1684301940-458344915
News

Live Report Webinar Pengelolaan Zakat Pasca Ramadan

Spread the love

Akademizi mengadakan webinar bertemakan Pengelolaan Zakat Pasca Ramadhan, Rabu (17/5/2023). Acara webinar diikuti oleh 144 peserta dari berbagai lembaga zakat yang ada di Indonesia. Acara dimulai pukul 09.30 WIB dengan diawali pembukaan oleh M. Rizki Afandi Siregar sebagai moderator. Selanjutnya pembacaan Al Quran oleh Muhammad Wildan.

Pembicara pertama CEO Rumah Zakat, Irvan Nugraha, mengatakan, Rumah Zakat berkomitmen meningkatkan jumlah Penerima Manfaat yang terbebas dari kemiskinan setelah Ramadan. “Pasca Ramadan melakukan konsolidasi. Kita melihat kondisi eksternal, perkembangan ekosistem zakat yang meningkat. Kita mengeluarkan gagasan kampanye bergerak nyata untuk Indonesia dengan harapan campaign tersebut dapat menarik masyarakat ikut serta dalam program Rumah Zakat,” jelasnya.

“Setelah Ramadan, kerja kita harusnya ‘panas’ karena sudah mengetahui donasi, hambatan, donator. Jadikan Ramadan evaluasi penyemangat dan motivasi. Penting penataan layanan, membangun layanan secara baik,” ujarnya.

Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan mengatakan, pasca Ramadan lembaga zakat harus memastikan membina hubungan kuat dengan donatur dan menguatkan visi dan misi.

“Perolehan zakat selama Ramadan meningkat  2 hingga  4 kali. Setelah Ramadan lembaga zakat membanguan strategi penatalayanan untuk organisasi, membangun template program untuk memetakan rencana penatalayanan, operasionalisasi rencana,” tegasnya.

Sedangkan Direktur Utama Akademizi Nana Sudiana mengatakan, Ramadan bukan hanya menghimpun dana zakat, infak dan sedekah tetapi menjaga lembaga, keberlangsung program.

“Mustahik terjaga, amil memiliki kekohohan. Ramadan menjadi boster mempercepat akselasi finansial. Baznas dan LAZ terbantu dengan akselerasi konsen mendorong umat Islam dalam mengatasi kemiskinan,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, potensi zakat fitran 2022 berada di kisaran 476 sampai 529 ribu ton beras. “Setara Rp4,7 triliun sampai Rp6,7 triliun,” ungkapnya.

Menurut Nana, zakat fitrah memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan dan membantu mengatasi kemiskinan ekstrim. “Kerawanan pangan yang parah ini banyak ditemui di kantong kemiskinan ekstrem baik di Jawa dan luar Jawa. Misal di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Karawang. Luar Jawa Kabupaten Mappi dan Kabupaten Sumba Barat Daya,” pungkasnya.

Leave your thought here

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: